Senin, 06 Mei 2013
Isaac Newton
Dari Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas
Issac Newton saat berusia
46 tahun pada lukisan karya Godfrey Kneller tahun 1689.
Sir Isaac Newton FRS (lahir di Woolsthorpe-by-Colsterworth, Lincolnshire, 4
Januari 1643 – meninggal 31
Maret 1727 pada umur 84 tahun; KJ: 25 Desember 1642 – 20
Maret 1727)
adalah seorang fisikawan, matematikawan, ahli astronomi, filsuf alam, alkimiawan,
dan teolog yang berasal dari Inggris. Ia merupakan pengikut
aliran heliosentris dan ilmuwan yang sangat berpengaruh sepanjang sejarah,
bahkan dikatakan sebagai bapak ilmu fisika klasik.[1]
Karya bukunya Philosophiæ
Naturalis Principia Mathematica yang diterbitkan pada tahun
1687 dianggap sebagai buku paling berpengaruh sepanjang sejarah sains. Buku ini
meletakkan dasar-dasar mekanika
klasik.
Dalam karyanya ini, Newton menjabarkan hukum gravitasi dan tiga hukum gerak
yang mendominasi pandangan sains mengenai alam semesta selama tiga abad. Newton
berhasil menunjukkan bahwa gerak benda di Bumi dan benda-benda luar
angkasa lainnya diatur oleh sekumpulan hukum-hukum alam yang sama. Ia membuktikannya
dengan menunjukkan konsistensi antara hukum gerak planet Kepler dengan teori
gravitasinya. Karyanya ini akhirnya menyirnakan keraguan para ilmuwan akanheliosentrisme dan memajukan revolusi
ilmiah.
Dalam bidang mekanika, Newton mencetuskan adanya
prinsip kekekalan momentum danmomentum
sudut.
Dalam bidang optika, ia berhasil membangun teleskop
refleksi yang pertama[2] dan mengembangkan teori warna berdasarkan pengamatan
bahwa sebuah kaca prisma akan membagi cahaya putih menjadi warna-warna lainnya.
Ia juga merumuskan hukum pendinginan dan mempelajari kecepatan
suara.
Dalam bidang matematika pula, bersama dengan
karya Gottfried
Leibniz yang dilakukan secara terpisah, Newton
mengembangkan kalkulus diferensial dan kalkulus
integral. Ia juga berhasil menjabarkan teori binomial, mengembangkan
"metode Newton" untuk melakukan pendekatan terhadap nilai nol suatu
fungsi, dan berkontribusi terhadap kajianderet pangkat.
Sampai sekarang pun Newton masih sangat
berpengaruh di kalangan ilmuwan. Sebuah survei tahun 2005 yang menanyai para
ilmuwan dan masyarakat umum di Royal
Society mengenai siapakah yang memberikan kontribusi
lebih besar dalam sains, apakah Newton atauAlbert Einstein,
menunjukkan bahwa Newton dianggap memberikan kontribusi yang lebih besar.[3]
Daftar isi
|
[sunting]Biografi
[sunting]Masa-masa
Awal
Isaac Newton dilahirkan pada tanggal 4
Januari 1643 [KJ: 25 Desember 1642] di Woolsthorpe-by-Colsterworth, sebuah hamlet (desa) dicounty Lincolnshire. Pada saat kelahirannya,
Inggris masih mengadopsi kalender
Julian,
sehingga hari kelahirannya dicatat sebagai 25 Desember 1642 pada hari Natal.
Ayahnya yang juga bernama Isaac Newton meninggal tiga bulan sebelum kelahiran
Newton. Newton dilahirkan secara prematur; dilaporkan pula ibunya, Hannah
Ayscough,
pernah berkata bahwa ia dapat muat ke dalam sebuah cangkir (≈ 1,1 liter).
Ketika Newton berumur tiga tahun, ibunya menikah kembali dan meninggalkan
Newton di bawah asuhan neneknya, Margery Ayscough. Newton muda tidak menyukai
ayah tirinya dan menyimpan rasa benci terhadap ibunya karena menikahi pria
tersebut, seperti yang tersingkap dalam pengakuan dosanya: "Threatening my
father and mother Smith to burn them and the house over them."[4]
Newton pada tahun 1702
Isaac Newton (Bolton,
Sarah K. Famous Men of Science. NY: Thomas Y. Crowell & Co., 1889)
Berdasarkan pernyataan E.T. Bell (1937, Simon
and Schuster) dan H. Eves:
“
|
Newton memulai sekolah saat
tinggal bersama neneknya di desa dan kemudian dikirimkan ke sekolah bahasa di
daerah Grantham dimana dia akhirnya menjadi anak terpandai di sekolahnya.
Saat bersekolah di Grantham dia tinggal di-kost milik apoteker lokal yang
bernama William Clarke. Sebelum meneruskan kuliah di Universitas Cambridge
pada usia 19, Newton sempat menjalin kasih dengan adik angkat William Clarke,
Anne Storer. Saat Newton memfokuskan dirinya pada pelajaran, kisah cintanya
dengan menjadi semakin tidak menentu dan akhirnya Storer menikahi orang lain.
Banyak yang menegatakan bahwa dia, Newton, selalu mengenang kisah cintanya
walaupun selanjutnya tidak pernah disebutkan Newton memiliki seorang kekasih
dan bahkan pernah menikah.
|
”
|
Sejak usia 12 hingga 17 tahun, Newton
mengenyam pendidikan di sekolah The King's School yang terletak di Grantham
(tanda tangannya masih terdapat di perpustakaan sekolah). Keluarganya
mengeluarkan Newton dari sekolah dengan alasan agar dia menjadi petani saja,
bagaimanapun Newton tidak menyukai pekerjaan barunya[5]. Kepala
sekolah King's School kemudian meyakinkan ibunya untuk mengirim Newton kembali
ke sekolah sehingga ia dapat menamatkan pendidikannya. Newton dapat menamatkan
sekolah pada usia 18 tahun dengan nilai yang memuaskan.
Pada Juni 1661, Newton diterima di Trinity College Universitas Cambridge sebagai seorangsizar (mahasiswa yang belajar
sambil bekerja).[6] Pada saat itu, ajaran
universitas didasarkan pada ajaran Aristoteles, namun Newton lebih
memilih untuk membaca gagasan-gagasan filsuf modern yang lebih maju seperti Descartes dan astronom seperti Copernicus,Galileo, dan Kepler. Pada tahun 1665, ia
menemukan teorema binomial umum dan mulai mengembangkan teori matematika yang
pada akhirnya berkembang menjadi kalkulus. Segera setelah Newton
mendapatkan gelarnya pada Agustus 1665, Universitas Cambridge ditutup oleh
karena adanya Wabah Besar. Walaupun dalam studinya
di Cambridge biasa-biasa saja, studi privat yang dilakukannya di rumahnya di
Woolsthorpe selama dua tahun mendorongnya mengembangkan teori kalkulus, optika, dan hukum
gravitasi.
Pada tahun 1667, ia kembali ke Cambridge sebagai pengajar di Trinity.[7]
[sunting]Masa
Dewasa
Kebanyakan ahli sejarah percaya bahwa Newton
dan Leibniz mengembangkan kalkulussecara terpisah. Keduanya
pula menggunakan notasi matematika yang berbeda pula. Menurut teman-teman dekat
Newton, Newton telah menyelesaikan karyanya bertahun-tahun sebelum Leibniz,
namun tidak mempublikasikannya sampai dengan tahun 1693. Ia pula baru
menjelaskannya secara penuh pada tahun 1704, manakala pada tahun 1684, Leibniz
sudah mulai mempublikasikan penjelasan penuh atas karyanya. Notasi dan "metode
diferensial" Leibniz secara universal diadopsi di Daratan
Eropa,
sedangkan Kerajaan
Britania baru mengadopsinya setelah tahun 1820.
Dalam buku catatan Leibniz, dapat ditemukan
adanya gagasan-gagasan sistematis yang memperlihatkan bagaimana Leibniz
mengembangkan kalkulusnya dari awal sampai akhir, manakala pada catatan Newton
hanya dapat ditemukan hasil akhirnya saja. Newton mengklaim bahwa ia enggan
mempublikasi kalkulusnya karena takut ditertawakan. Newton juga memiliki
hubungan dekat dengan matematikawan Swiss Nicolas Fatio de Duillier. Pada tahun 1691, Duillier
merencanakan untuk mempersiapkan versi baru bukuPhilosophiae Naturalis Principia Mathematica Newton, namun tidak pernah
menyelesaikannya. Pada tahun 1693 pula hubungan antara keduanya menjadi tidak
sedekat sebelumnya. Pada saat yang sama, Duillier saling bertukar surat dengan
Leibniz.[8]
Pada tahun 1699, anggota-anggota Royal
Society mulai menuduh Leibniz menjiplak karya Newton.
Perselisihan ini memuncak pada tahun 1711. Royal Society kemudian dalam suatu
kajian memutuskan bahwa Newtonlah penemu sebenarnya dan mencap Leibniz sebagai
penjiplak. Kajian ini kemudian diragukan karena setelahnya ditemukan bahwa
Newton sendiri yang menulis kata akhir kesimpulan laporan kajian ini. Sejak
itulah bermulainya perselisihan sengit antara Newton dengan Leibniz.
Perselisihan ini berakhir sepeninggal Leibniz pada tahun 1716.[9]
Newton umumnya diakui sebagai penemu teorema
binomial umum yang berlaku untuk semua eksponen. Ia
juga menemukan identitas
Newton, metode
Newton,
mengklasifikasikan kurva bidang kubik, memberikan kontribusi yang substansial
pada teori beda hingga, dan merupakan yang
pertama untuk menggunakan pangkat berpecahan serta menerapkan geometri
koordinat untuk menurunkan penyelesaian persamaan
Diophantus.
Ia dipilih untuk menduduki jabatan Lucasian Professor of
Mathematics pada tahun 1669. Pada saat itu, para pengajar
Cambridge ataupun pengajar Oxford haruslah seorang pastor Anglikan yang telah ditahbiskan.
Namun, jabatan profesor Lucasian mengharuskan pula pejabatnya tidak aktif dalam
gereja. Oleh karena itu, Newton berargumen bahwa ia seharusnyalah dibebaskan
dari keharusan penahbisan. Raja Charles II menerima argumen ini dan
memberikan persetujuan, sehingga konflik antara pandangan keagamaan Newton
dengan gereja Anglikan dapat dihindari.[10]
[sunting]Optika
Dari tahun 1670 sampai dengan 1672, Newton
mengajar bidang optika. Semasa periode ini, ia menginvestigasi refraksi cahaya, menunjukkan bahwa
kaca prisma dapat membagi-bagi cahaya
putih menjadi berbagai spektrum warna, serta lensa dan prisma keduanya akan
menggabungkan kembali cahaya-cahaya tersebut menjadi cahaya putih.[12]
Dia juga menunjukkan bahwa cahaya berwarna
tidak mengubah sifat-sifatnya dengan memisahkan berkas berwarna dan
menyorotkannya ke berbagai objek. Newton mencatat bahwa tidak peduli apakah
berkas cahaya tersebut dipantulkan, dihamburkan atau ditransmisikan, warna
berkas cahaya tidak berubah. Dengan demikian dia mengamati bahwa warna adalah
interaksi objek dengan cahaya yang sudah berwarna, dan objek tidak menciptakan
warna itu sendiri. Ini dikenal sebagai teori warna Newton[13]
Dari usahanya ini dia menyimpulkan bahwa
lensa teleskop refraksi akan mengalami gangguan akibat dispersi cahaya menjadi berbagai warna
(aberasi kromatik). Sebagai bukti konsep ini
dia membangun teleskop menggunakan cermin sebagai objektif untuk mengakali
masalah tersebut. .[14] Pengerjaan rancangan ini,
teleskop refleksi fungsional pertama yang dikenal, yang sekarang disebut
sebagai teleskop
Newton[14] melibatkan pemecahan
masalah bagaimana menemukan bahan cermin yang cocok serta teknik
pembentukannya. Newton menggosok cerminny sendiri dari komposisi khusus logam
spekulum yang sangat reflektif, menggunakan cincin
Newton untuk menilai mutu optika teleskopnya. Pada
akhir 1668[[15] dia berhasil memproduksi
teleskop pantul pertamanya. Pada tahun 1671 Royal Society meminta demonstrasi
teleskop pantulnya. [16] Minat mereka mendorongnya
untuk menerbitkan catatannya, On Colour (Tentang Warna),
yang kemudian dikembangkannya menjadi Opticks.
Ketika Robert
Hooke mengkritik beberapa gagasan Newton, dia
begitu tersinggung sehingga dia menarik diri dari depan publik. Newton dan
Hooke berkomunikasi singkat pada tahun 1679-1680, ketika Hooke, yang ditunjuk
untuk mengelola korespondensi Royal Society, menulis surat yang dimaksudkan
untuk memperoleh sumbangan dari Newton untuk penerbitan Royal Society,[17], yang
mendorong Newton untuk menyelesaikan bukti bahwa orbit elips planet merupakan
hasil dari gaya sentripetal yang berbanding terbalik dengan kuadrat vektor
jari-jari (lihat hukum gravitasi Newton) dan De
motu corporum in gyrum). Namun hubungan kedua ilmuwan tersebut
umumnya tetap buruk sampai saat kematian Hooke. [18]
Newton berargumen bahwa cahaya terdiri dari
partikel atau corpuscles, yang direfraksikan dengan
percepatan ke dalam medium yang lebih rapat. Dia condong kepada teori gelombang
seperti suara untuk menerangkan pola berulang pemantulan dan transmisi oleh
film tipis (Opticks Bk.II, Props. 12), tapi masih mempertahankan teori 'fits'
yang menentukan apakah corpuscles dipantulkan atau
diteruskan. Para fisikawan kemudian lebih menyukai teori gelombang murni untuk
cahaya untu menjelaskan pola interferensi, dan fenomena umum difraksi. Mekanika
kuantum, foton, dan dualisme
gelombang-partikel dewasa ini hanya memiliki kemiripan sedikit
saja dengan pemahaman Newton terhadap cahaya.
Dalam Hypothesis of Light yang terbit pada tahun
1675, Newton mendalilkan keberadaan eter untuk menghantarkan gaya
antarpartikel. Kontak dengan Henry
More,
seorang teosofis, membangkitkan minatnya
dalam alkimia. Dia mengganti eter dengan gaya gaib yang didasarkan kepada
gagasan hermetis tentang gaya tarik dan
tolak antara partikel. John Maynard Keynes, yang memperoleh banyak
tulisan Newton tentang alkimia, menyatakan bahwa "Newton bukanlah orang
pertama dari Abad Pencerahan (Age of Reason): beliau adalah ahli sihir
terakhir."[19] Minat Newton dalam alkimia
tidak dapat dipisahkan dari sumbangannya terhadap ilmu pengetahuan; namun
tampaknya dia memang meninggalkan penelitian alkimianya..[20] (Ini adalah ketika tidak
ada perbedaan yang jelas antara alkimia dan sains). Bila saja dia tidak
mengandalkan gagasan gaib aksi
pada suatu jarak, dalam ruang hampa, dia mungkin tidak akan mengembangkan
teori gravitasinya. (Lihat pula studi
ilmu gaib Isaac Newton).
Pada tahun 1704 Newton menerbitkan Opticks, yang menguraikan secara
terperinci teori korpuskular tentang cahaya. Dia menganggap cahaya terbuat
partikel-partikel (corpuscles) yang sangat halus, bahwa materi biasa
terdiri dari partikel yang lebih kasar, dan berspekulasi bahwa melalui sejenis
transmutasi alkimia "mungkinkah benda kasar dan cahaya dapat berubah dari
satu bentuk ke bentuk yang lain, ... dan mungkinkah benda-benda menerima
aktivitasnya dari partikel cahaya yang memasuki komposisinya?" ("Are
not gross Bodies and Light convertible into one another, ...and may not Bodies
receive much of their Activity from the Particles of Light which enter their
Composition?" ( [21] Newton juga membangun
bentuk primitif generator elektrostatik gesek, menggunakan bulatan gelas
(Optics, 8th Query).
Di dalam artikel berjudul "Newton,
prisms and the 'opticks' of tunable lasers[22] diindikasikan bahwa Newton
dalam bukunya Opticksadalah yang pertama kali
menunjukkan diagram penggunaan prisma sebagai pengekspansi berkas cahaya. Dalam
buku yang sama dia memerikan, lewat diagram, penggunaan susunan prisma
berganda. Sekitar 278 tahun setelah diskusi oleh Newton, pengekspansi prisma
berganda menjadi pokok dari pengembangan laser
tertalakan lebargaris sempit. Penggunaan prisma pengekspansi berkas ini
berakibat terhadap pengembangan teori
dispersi prisma berganda. [22]
[sunting]Mekanika
dan gravitasi
Pada tahun 1679 Newton kembali mengerjakan mekanika benda langit, yaitu gravitasi dan efeknya terhadap orbit planet-planet, dengan rujukan terhadap hukum Kepler tentang gerak planet. Ini dirangsang oleh pertukaran surat singkat pada masa 1679-80 dengan Hooke, yang telah ditunjuk untuk mengelola korespondensi Royal Society, dan membuka korespondensi yang dimaksudkan untuk meminta sumbangan dari Newton terhadap jurnal ilmiah Royal Society.[17] Bangkitnya kembali ketertarikan Newton terhadap astronomi mendapatkan rangsangan lebih lanjut dengan munculnya komet pada musim dingin 1680-1681,yang dibahasnya dalam korespondensi dengan John Flamsteed.[23] Setelah diskusi dengan Hooke, Newton menciptakan bukti bahwa bentuk elips orbit planet akan berasal dari gaya sentripetal yang berbanding terbalik dengan kuadrat vektor jari-jari. Newton mengirimkan hasil kerjanya ini ke Edmond Halley dan ke Royal Society dalam De motu corporum in gyrum, sebuah risalah yang ditulis dalam 9 halaman yang disalin ke dalam buku register Royal Society pada Desember 1684[24] Risalah ini membentuk inti argumen yang kemudian akan dikembangkan dalamPrincipia.
Principia dipublikasikan pada 5
Juli 1687 dengan dukungan dan bantuan
keuangan dari Edmond
Halley.
Dalam karyanya ini Newton menyatakan hukum gerak Newton yang memungkinkan banyak
kemajuan dalam revolusi
Industri yang kemudian terjadi. Hukum ini tidak
direvisi lagi dalam lebih dari 200 tahun kemudian, dan masih merupakan pondasi
dari teknologi non-relativistik dunia modern. Dia menggunakan kata Latin gravitas (berat) untuk efek yang
kemudian dinamakan sebagai gravitasi, dan mendefinisikan hukum
gravitasi universal.
Dalam karya yang sama, Newton
mempresentasikan metode analisis geometri yang mirip dengan kalkulus, dengan
'nisbah pertama dan terakhir', dan menentukan analisis untuk menentukan
(berdasarkan hukum
Boyle)
laju bunyi di udara, menentukan kepepatan bentuk sferoid Bumi, memperhitungkan
presesi ekuinoks akibat tarikan gravitasi bulan pada kepepatan Bumi, memulai
studi gravitasi ketidakteraturan gerak Bulan, memberikan teori penentuan orbit
komet, dan masih banyak lagi.
Newton memperjelas pandangan heliosentrisnya tentang tata
surya,
yang dikembangkan dalam bentuk lebih modern, karena pada pertengahan 1680-an
dia sudah mengakui Matahari tidak tepat berada di pusat gravitasi tata surya[25] Bagi Newton, titik pusat
Matahari atau benda langit lainnya tidak dapat dianggap diam, namun seharusnya
"titik pusat gravitasi bersama Bumi, Matahari dan Planet-planetlah yang
harus disebut sebagai Pusat Dunia", dan pusat gravitasi ini "diam
atau bergerak beraturan dalam garis lurus".(Newton mengadopsi pandangan
alternatif "tidak bergerak" dengan memperhatikan pandangan umum bahwa
pusatnya, di manapun itu, tidak bergerak. [26]
Postulat Newton aksi-pada-suatu-jarak yang
tidak terlihat menyebabkan dirinya dikritik karena memperkenalkan
"perantara gaib" ke dalam ilmu pengetahuan.[27] Dalam edisi kedua Principia (1713) Newton tegas menolak
kritik tersebut dalam bagian General Scholiumdi akhir buku. Dia menulis
bahwa cukup menyimpulkan bahwa fenomena tersebut menyiratkan tarikan gravitasi,
namun hal tersebut tidak menunjukkan sebabnya. Tidak perlu dan tidak layak
merumuskan hipotesis hal-hal yang tidak tersirat oleh fenomena itu. Di sini
Newton menggunakan ungkapannya yang kemudian terkenal, Hypotheses
non fingo.
Berkat Principia, Newton diakui dunia
internasional[28] Dia mendapatkan lingkaran
pengagum, termasuk matematikawan kelahiranSwiss Nicolas Fatio de Duillier, yang menjalin hubungan
yang intens dengannya sampai 1693, saat hubungan tersebut mendadak berakhir.
Pada saat bersamaan Newton menderita gangguan saraf.[29]
[sunting]Masa
tua
Lambang pribadi Sir Isaac
Newton[30]
Pada dasawarsa 1690-an, Newton menulis
sejumlah risalah keagamaan yang membahas penafsiran harfiah Alkitab. Kepercayaan Henry
More tentang Alam Semesta dan penolakan dualisme
Cartesianmungkin
telah mempengaruhi gagasan-gagasan keagamaan Newton. Naskah yang dia kirim ke John
Locke yang berisi bantahan terhadap eksistensi Trinitas tidak pernah diterbitkan.
Karya-karya akhirnya, The
Chronology of Ancient Kingdoms Amended (1728) dan Observations Upon the
Prophecies of Daniel and the Apocalypse of St. John (1733) diterbitkan setelah
kematiannya. Dia juga mencurahkan waktu cukup banyak untuk studi alkimia.
Newton adalah anggota Parlemen
Inggris dari tahun 1689 sampai 1690, dan pada tahun
1701. Namun menurut beberapa laporan komentarnya di parlemen hanyalah keluhan
tentang aliran udara dingin dalam ruangan dan permintaan agar jendela ditutup.[31]
Newton pindah ke London untuk menempati
posisi pengawas Percetakan Uang Logam Kerajaan (Royal Mint) pada tahun 1696, posisi yang
didapatkannya berkat dukungan Charles
Montagu, Earl Pertama Halifax, yang pada saat itu menjabat Chancellor
of Exchequer.
Dia bertanggung jawab atas pencetakan kembali uang logam Inggris, tugas yang
sebenarnya tumpang tindih dengan Lord Lucas, Gubernur Menara London. Dia juga
mendapatkan pekerjaan deputi pengawas cabang sementara Chester untuk Edmond
Halley.
Newton menjadi Empu Percetakan Uang Logam (Master of Mint) yang paling terkenal
setelah kematian Thomas Neale pada tahun 1699, posisi
yang tetap dijabatnya sampai akhir hayatnya. Penunjukan ini sebenarnya
dimaksudkan sebagai pekerjaan ringan, namun Newton memperlakukannya sebagai
tugas serius, dan pensiun dari kewajibannya di Cambridge pada tahun 1701, dan
menggerakkan kekuasaannya untuk mereformasi mata uang dan menghukum pemalsu dan
pemotong uang logam.
Sebagai Empu Percetakan Uang Logam pada tahun
1717 Newton memindahkan standarPoundsterling ke standar perak dari standar emas, dengan menentukan
hubungan bimetalik antara koin emas dan koin perak yang menguntungkan koin
emas. Ini menyebabkan koin perak serling dilebur dan dikapalkan ke luar
Britania. Newton diangkat sebagai Presiden Royal
Society pada tahun 1703 dan menjadi rekan dari
Akademi Ilmu Pengetahuan Perancis (Académie des Sciences). Pada kedudukannya di
Royal Society, Newton menjadi bermusuhan dengan John
Flamsteed,
Astronom Kerajaan, dengan menerbitkan secara prematur karya Flamsteed, Historia Coelestis
Britannica,
yang telah digunakan oleh Newton dalam studinya.[32]
Pada April 1705 Ratu Anne mengangkat Newton
sebagai Kesatria pada saat kunjungan ke Trinity College, Cambridge.
Pengangkatan ini kemungkinan didorong oleh perhitungan politik sehubungan
dengan pemilihan Parlemen pada bulan Mei 1705, daripada pengakuan karya-karya
ilmiah Newton ataupun jasanya sebagai Empu Percetakan Uang Logam..[33] Newton adalah ilmuwan kedua
yang diangkat sebagai kesatria, setelah Francis
Bacon.
Mendekati akhir hayatnya, Newton bertempat
tinggal di Cranbury Park, dekat Winchester dengan kemenakan perempuan
dan suaminya, sampai wafatnya pada tahun 1727.[34] Newton wafat dalam tidurnya
di London pada tanggal 31 Maret dan dikebumikan diWestminster Abbey.
Kemenakannya Catherine
Barton Conduitt,[35] bertindak sebagai tuan
rumah pada saat-saat urusan sosial di rumhnya di Jermyn Street di London. Dia adalah
"pamannya yang sangat penyayang,"[36] menurut surat Newton kepada
Catherine Barton pada saat kemenakannya itu sedang memulihkan diri dari
penyakit cacar. Newton yang tetap melajang telah membagi-bagikan sebagian besar
harta miliknya kepada sanak keluarganya pada tahun-tahun terakhirnya, dan wafat
tanpa meninggalkan warisan.
Setelah kematiannya, tubuh Newton ditemukan
mengandung sejumlah besar raksa, mungkin sebagai akibat
studi alkimianya.Keracunan air raksa dapat menjelaskan keeksentrikan
Newton di akhir hayatnya.[37]
[sunting]Pandangan
keagamaan
Kuburan Newton diWestminster Abbey
T.C. Pfizenmaier berargumen bahwa Newton
berpegang kepada pandangan Ortodoks
Timur tentangtrinitas, bukannya pandangan Barat
yang dipegang oleh Katolik
Roma, Anglikan dan kebanyakanKristen Protestan.[38] Namun pandangan seperti ini
"telah kehilangan pendukung akhir-akhir ini dengan ketersediaan risalah
teologi Newton", [39] dan saat ini kebanyakan
sarjana mengidentifikasi Newton sebagai monoteis antitrinitarian. [40][41] "Di mata Newton,
menyembah Kristus sebagai Tuhan sama dengan penyembahan berhala, yang di
matanya merupakan dosa mendasar".[42] SejarawanStephen
Snobelen menyebutkan, "Isaac Newton adalah pembelot, Tetapi ... dia tidak
pernah menyatakan kepercayaan pribadinya secara terbuka—yang akan dianggapo
oleh kaum ortodoks sebagai radikal ekstrem. Dia menyembunyikan kepercayaannya
begitu baiknya sehingga para sarjana masih menguraikan seluk-beluk kepercayaan
pribadinya."[40] Snobelen menyimpulkan
Newton paling tidak adalah simpatisan Socinianisme (dia memiliki dan telah
membaca dengan saksama paling tidak delapan buku Socinianisme.[40] Di masa yang terkenal tidak
toleran beragama, hanya sedikit ekspresi publik pandangan radikal Newton,
terutama penolakannya untuk menerima pentahbisan dan, di ranjang kematiannya,
menerima sakramen yang ditawarkan kepadanya.[40]
Meskipun hukum gerakan dan hukum gravitasi
universalnya menjadi penemuan yang paling terkenal dari Newton, dia
memperingatkan terhadap penggunaannya untuk memandang alam semesta hanya
sebagai mesin, seperti jam besar. Dia mengatakan, "Gravitasi menerangkan
gerakan planet-planet, namun tidak dapat menerangkan siapa yang menggerakkannya
pertama kali. Tuhan mengatur semua hal dan mengetahui apa saja yang ada atau
dapat dilakukan."[43]
Beserta dengan kemasyhurannya di dunia
ilmiah, studi Newton tentang Alkitab dan Bapa
Gereja awal juga patut dicatat. Newton menulis
karya-karya kritik tekstual, yang paling terkenal adalah An
Historical Account of Two Notable Corruptions of Scripture. Dia menempatkan
penyaliban Yesus
Kristus pada tanggal 3 April 33 M, yang cocok dengan
salah satu tanggal yang diterima secara tradisional.[44] Dia juga berusaha tanpa
hasil menemukan pesan-pesan tersembunyi
di dalam Alkitab.
Newton percaya terhadap dunia yang imanen secara rasional, tetapi dia
menolak hilozoisme yang tersirat dalam
pemikiran Leibniz danBaruch
Spinoza.
Alam yang teratur dan dimaklumkan secara dinamis dapat dipahami, dan mestinya
dipahami, dengan akal aktif. Dalam surat-menyuratnya, Newton mengklaim bahwa
dalam menulis Principia "Saya memandang prinsip-prinsip
tersebut sebagai karya besar dengan mempertimbangkan manusia untuk kepercayaan
terhadap Tuhan".[45] Dia melihat tanda-tanda
rancangan dalam sistem alam semesta: "keseragaman yang mengagumkan pada
sistem planet haruslah membolehkan efek dari pilihan." Tetapi Newton
bersikeras bahwa campur tangan ilahi akhirnya akan diperlukan untuk memulihkan
sistem, karena pertumbuhan lambat-laun ketidakstabilan.[46] Karena ini, Leibniz
mengejeknya: "Tuhan yang Mahakuasa ingin memutar lagi arlojinya dari waktu
ke waktu: kalau tidak arloji itu akan berhenti bergerak. Dia tampaknya tidak
memiliki pandangan jauh ke depan untuk membuatnya dapat bergerak
selamanya.""[47] Posisi Newton dengan gigih
dipertahankan oleh pengikutnya Samuel
Clarke dalam sebuah korespondensi terkenal. Seabad
kemudian, karya Pierre-Simon Laplace Celestial Mechanics (Mekanika Benda Langit)
memiliki penjelasan alami tentang alasan orbit planet tidak memerlukan campur
tangan ilahi.[48]
[sunting]Dampak
kepada pemikiran keagamaan
Filsafat mekanis Newton dan Robert
Boyle diangkat oleh para pendebat rasionalis sebagai
alternatif layak terhadap panteisme danantusiasme, dan diterima dengan
ragu-ragu oleh para pengkhotbah ortodoks dan pemberontak seperti para latitudinarian. [49] Kejelasan dan kesederhanaan
sains dilihat sebaga cara untuk memerangi superlatif emosional dan metafisis dari antusiasme tahyul dan
ancamanateisme, [50] dan pada saat bersamaan,
gelombang kedua para deis Inggris menggunakan
penemuan Newton untuk menunjukkan kemungkinan adanya "agama alamiah".
Serangan terhadap "pemikiran magis"
pra-Penceahan dan unsur-unsur mistisisme
Kristen diberikan dasarnya dengan gambaran mekanis Boyle tentang alam semesta.
Newton melengkapi gagasan Boyle melalui pembuktian matematika, dan mungkin yang lebih
penting, sangat berhasil dalam mempopulerkannya.[51] Newton membentuk ulang
dunia yang diatur oleh Tuhan yang selalu campur tangan menjadi dunia yang
diciptakan oleh Tuhan yang merancang sesuai asas-asas rasional dan universal.[52] Asas-asas ini terbuka bagi
semua orang untuk ditemukan, memungkinkan mereka untuk mengikuti tujuannya sendiri
dengan bermanfaat di dalam hidup ini, bukan setelah mati, dan untuk
menyempurnakan diri mereka sendiri dengan daya rasionya.[53]
Newton melihat Tuhan sebagai pencipta utama
yang keberadaannya tidak dapat disangkal di depan keagungan segala ciptaan.[54][55][56] Juru bicaranya, Clarke,
menolak teodisiLeibniz yang membersihkan
Tuhan dari tanggungjawab untuk masalah
kejahatan dengan membuat Tuhan tidak lagi campur tangan
dengan ciptaannya, karena seperti yang ditegaskan Clarke, tuhan seperti itu
hanyalah namanya saja menjadi raja, dan paham seperti itu hanya selangkah lagi
menuju ateisme.[57] Tetapi akibat teologis yang
tidak disangka-sangka terhadap keberhasilan sistem Newton pada abad berikutnya
adalah semakin kuatnya kedudukan deisme yang dianjurkan oleh
Leibniz.[58] Pemahaman dunia sekarang
dibawa turun ke aras akal sederhana manusia, dan manusia, seperti argumen Odo
Marquard, menjadi bertanggung jawab terhadap perbaikan dan pemberantasan
kejahatan.[59]
[sunting]Kiamat
Dalam naskah yang dia tulis tahun 1704 yang
berisi deskripsi usahanya untuk menggali keterangan ilmiah dari Alkitab, dia memperkirakan dunia
akan berakhir paling cepat tahun 2060. Dalam meramalkan ini dia berkata
"Ini saya sebutkan bukan untuk bukan untuk menegaskan kapan seharusnya
waktu akan berakhir, tetapi untuk menghentikan dugaan gegabah dari orang-orang
yang penuh angan-angan yang sering meramalkan kapan kiamat terjadi, dan dengan
demikian menodai nubuat suci sesering kegagalan ramalan mereka."[60]
[sunting]Daftar
karya Newton
[sunting]Lihat
pula
·
Newton
4.
^ Cohen,
I.B. (1970). Dictionary of Scientific Biography, Vol. 11, p.43. New York:
Charles Scribner's Sons
15.
^ Hall,
Alfred Rupert (1996). '''Isaac
Newton: adventurer in thought''', by Alfred Rupert Hall, page 67.
Google Books.ISBN 9780521566698.
Retrieved 16 January 2010.
17.
^ a b See
'Correspondence of Isaac Newton, vol.2, 1676–1687' ed. H W Turnbull, Cambridge
University Press 1960; at page 297, document #235, letter from Hooke to Newton
dated 24 November 1679.
19.
^ Keynes,
John Maynard (1972). "Newton, The Man". The Collected
Writings of John Maynard Keynes Volume X. MacMillan St. Martin's Press.
pp. 363–4.
20.
^ Westfall,
Richard S. (1983) [1980]. Never at Rest: A Biography of Isaac Newton.
Cambridge: Cambridge University Press. pp. 530–1.ISBN 9780521274357.
21.
^ Dobbs,
J.T. (December 1982). "Newton's Alchemy and His Theory of
Matter". Isis 73 (4): 523. doi:10.1086/353114. quoting Opticks
22.
^ a b Duarte F. J (2000). "Newton,
prisms, and the 'opticks' of tunable lasers". Optics
and Photonics News 11 (5): 24–25.Bibcode:2000OptPN..11...24D. doi:10.1364/OPN.11.5.000024.
24.
^ D
T Whiteside (ed.), 'Mathematical Papers of Isaac Newton', vol.6, 1684-1691,
Cambridge University Press 1974, hal. 30.
25.
^ Lihat
Curtis Wilson, "The Newtonian achievement in astronomy", hal 233-274
dalam R Taton & C Wilson (eds) (1989) The General History of
Astronomy, Volume, 2A', at
page 233.
26.
^ Text
quotations are from 1729 translation of Newton's Principia, Book 3
(1729 vol.2) at
pages 232-233.
33.
^ "The
Queen's 'great Assistance' to Newton's election was his knighting, an honor
bestowed not for his contributions to science, nor for his service at the Mint,
but for the greater glory of party politics in the election of 1705."
Westfall 1994 p.245
34.
^ Yonge,
Charlotte M. (1898). "Cranbury
and Brambridge". John Keble's
Parishes – Chapter 6.
www.online-literature.com. Retrieved 23 September 2009.
38.
^ Kesalahan
pengutipan: Tag <ref> tidak
sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaWas_Isaac_Newton_an_Arian.3F
39.
^ Snobelen,
Stephen D. (1999). "Isaac
Newton, heretic: the strategies of a Nicodemite" (PDF). British
Journal for the History of Science 32 (4): 383. doi:10.1017/S0007087499003751.
44.
^ John
P. Meier, A
Marginal Jew, v. 1, pp. 382–402 after narrowing the years
to 30 or 33, provisionally judges 30 most likely.
47.
^ H.
G. Alexander (ed) The Leibniz-Clarke correspondence, Manchester
University Press, 1998, p. 11.
48.
^ Neil
Degrasse Tyson. Natural History Magazine. http://www.haydenplanetarium.org/tyson/read/2005/11/01/the-perimeter-of-ignorance.
49.
^ Kesalahan
pengutipan: Tag <ref> tidak
sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaThe_Newtonians_and_the_English_Revolution:_1689.E2.80.931720
50.
^ Kesalahan
pengutipan: Tag <ref> tidak
sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaScience_and_Religion_in_Seventeenth-Century_England
51.
^ Kesalahan
pengutipan: Tag <ref> tidak
sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaEnlightenment_and_Religion:_Rational_Dissent_in_eighteenth-century_Britain
52.
^ Kesalahan
pengutipan: Tag <ref> tidak
sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaThe_Faith_of_Reason:_The_Idea_of_Progress_in_the_French_Enlightenment
53.
^ Kesalahan
pengutipan: Tag <ref> tidak
sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaA_Discourse_on_Disenchantment:_Reflections_on_Politics_and_Technology
54.
^ Principia,
Book III; cited in; Newton's Philosophy of Nature: Selections from his
writings, p. 42, ed. H.S. Thayer, Hafner Library of Classics, NY, 1953.
55.
^ A
Short Scheme of the True Religion, manuscript quoted in Memoirs of the Life,
Writings and Discoveries of Sir Isaac Newton by Sir David Brewster, Edinburgh,
1850; cited in; ibid, p. 65.
56.
^ Webb,
R.K. ed. Knud Haakonssen. "The emergence of Rational Dissent."
Enlightenment and Religion: Rational Dissent in eighteenth-century Britain.
Cambridge University Press, Cambridge: 1996. p19.
57.
^ H.
G. Alexander (ed) The Leibniz-Clarke correspondence, Manchester
University Press, 1998, p. 14.
59.
^ Marquard,
Odo. "Burdened and Disemburdened Man and the Flight into
Unindictability," in Farewell to Matters of Principle. Robert M. Wallace
trans. London: Oxford UP, 1989.
60.
^ Kesalahan
pengutipan: Tag <ref> tidak
sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaPapers_Show_Isaac_Newton.27s_Religious_Side.2C_Predict_Date_of_Apocalypse
Langganan:
Postingan (Atom)